Lagi-lagi hacker berulah. Sistem komputer pengatur perjalanan penerbangan udara Amerika yang menjadi korbannya, hal ini menyebabkan beberapa jadwal perjalanan udara menjadi amburadul.
Juru bicara tata usaha kenegaraan mengungkapkan semenjak sistem komputer menggunakan aplikasi web dan piranti lunak komersial, keamanan jaringan menjadi lebih rentan dijahili hacker.
Ini bukan kali pertama sistem komputer milik Federal Aviation Administration (FAA) dibobol. Pada Februari 2009 silam, hacker berhasil menyusup dan mendapatkan akses informasi pribadi sebanyak 48.000 karyawan FAA, demikian keterangan yang dikutip dari AFP, Minggu (10/5/2009).
Bahkan pada 2006 pernah terjadi penyebaran virus di internet yang memaksa FAA menutup sistem pengatur perjalanan udara atau Air Traffice Control (ATC) di Alaska.
Asisten inspektur umum Departemen Transportasi US mengumumkan laporannya mengenai hal ini dan salah satu agen berita internet CNET memuat salinan berita ini secara online.
"Kita harus meningkatkan kewaspadaan untuk melindungi sistem ATC dari serangan kejahatan cyber karena FAA kini telah menggunakan piranti lunak komersil dan teknologi berbasis Internet Protocol untuk memodernisasi sistem ATC," demikian keterangan yang tertera pada laporan tersebut.
Dalam laporan itu juga disebutkan, bahwa menggunakan piranti lunak komersial dan aplikasi web memang lebih efisien namun nyatanya berisiko tinggi terhadap sistem keamanan ATC. Lain halnya jika menggunakan piranti lunak propietary yang dikembangkan sendiri, tingkat keamanan lebih bisa terkontrol.
Menurut laporan tersebut, dengan membiarkan kelemahan ini akan membuat publik lebih mudah mendapatkan akses informasi yang disimpan pada aplikasi web secara ilegal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar